PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Hias

Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PPID Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Hias

Budidaya Sedap Malam




 

Sedap malam cocok dibudidayakan pada tanah lempung (sawah) dengan elevasi dataran rendah sampai sedang (50 s/d 600 m dpl) serta tersedia air irigasi jika dibutuhkan terutama pada musim kemarau. Tempat penanaman harus terbuka dan tidak dinaungi oleh pepohonan
 
Bibit 
Berasal dari tanaman sedap malam yang telah berumur lebih dari 1 (satu tahun).  Ukuran (diameter) rata-rata 1,5 - 2,5 cm dan telah dikeringkan selama lebih kurang 2 - 4 minggu di bawah terik matahari. Sebaiknya umbi disimpan lebih dahulu antara 1 - 3 bulan sebelum tanam dengan tujuan agar setelah ditanam tunas akan lebih cepat keluar.
 
Pengolahan tanah 
Tanah dicangkul sampai halus kemudian dibuat bedengan dengan lebar 80 cm, tinggi 30 cm dan panjang tergantung luas lahan serta jarak antar bedengan 40 cm. 
 
Pupuk dan Pemupukan  
Pupuk kandang dapat berupa kotoran ayam (batere), kuda, domba atau kompos yang telah matang (siap pakai). Dosis sebanyak 30 sampai 40 ton/ha atau 3 - 4 kg per m2. Pupuk kandang ditaburkan merata setelah bedengan dibuat dan ditutup dengan tanah pada saat merapikan bedengan (1 minggu sebelum tanam).  Pemberian pupuk kandang berikutnya dilakukan dengan interval 3 - 4 bulan.
 
Pupuk NPK diberikan sebulan setelah tanam atau diperkirakan akar pada umbi telah tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga pupuk yang diberikan dapat diserap langsung oleh tanaman. Dosis pupuk sebanyak 200 kg/ha atau 200 g/m2. Pemberian pupuk NPK berikutnya dilakukan dengan interval 3 bulan. Selain itu, pupuk daun dapat juga disemprotkan sesuai dengan dosis anjuran dengan interval 1 minggu.
 
Penanaman 
Tiap bedengan terdiri dari 4 baris tanaman. Jarak tanam yang digunakan adalah 30 cm antar barisan dan 25 cm dalam barisan. Sebelum penanaman terlebih dahulu dibuat lubang tanam dengan kedalaman sekitar  5 cm, kemudian umbi sedap malam dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah.
 
Hama dan Penyakit 
Hama yang banyak menyerang tanaman sedap malam adalah thrips (Thaeniothrips sp.), kutu dompolan atau mealybugs (Dysmicoccus brevipes) dan kutu perisai (Coccus sp.). Ketiga hama tersebut akan muncul pada musim kemarau yang panjang.
 
Thrips mulai menyerang sejak awal penanaman hingga sedap malam berbunga. Hama tersebut ditemukan pada celah-celah antar daun dan juga pada daun yang masih menguncup. Awal serangan ditandai dengan adanya bekas gigitan pada permukaan daun dan akhirnya berubah menjadi kecoklatan bila serangan sudah lanjut. Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida berbahan aktif  dimetoat atau diafentiuron sesuai dengan dosis anjuran.
 
Kutu dompolan mulai menyerang setelah tanaman berumur sekitar 6 bulan setelah tanam. Hama tersebut ditemukan membentuk koloni pada bagian pangkal tanaman. Hama merusak tanaman dengan mengisap cairan tanaman. Selain itu, pada sisa-sisa cairan tanaman yang dibuang oleh kutu dompolan akan tumbuh embun jelaga yang menutupi permukaan daun. Akibatnya proses fotosintesa pada daun akan terganggu dan pada akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi kurang baik. 
 
Pada musim kemarau serangan hama ini perlu diwaspadai. Permukaan tanah jangan sampai retak-retak dan bila sudah retak harus segera diairi (disiram). Bila permukaan tanah dibiarkan sampai retak, maka hama kutu dompolan akan menyerang bagian umbi sedap malam. Bila tidak segera diatasi, akan menyebabkan kerusakan yang parah dan dapat menyebabkan kegagalan panen. 
 
Kutu dompolan akan berkermbang biak dengan pesat dan dengan populasi yang tinggi, cairan umbi akan habis dihisap dalam waktu yang singkat. Akibatnya umbi akan gembos dan akhirnya tanaman merana dan mati. Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida berbahan aktif diafentiuron sesuai dengan dosis anjuran dan ditambahkan mineral oil dengan dosis 1 cc/l.
Kutu perisai umumnya ditemukan setelah satu tahun setelah tanam. Hama tersebut ditemukan pada permukaaan atas daun.  Untuk mengendalikan hama tersebut dapat digunakan insektisida berbahan aktif diafentiuron dan ditambahkan mineral oil dengan dosis 1 cc/l.
 
Penyakit yang banyak ditemukan pada sedap malam adalah penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Fusarium sp. dan Xanthomonas sp. Penyakit tersebut umumnya menyerang pada musim hujan.  Serangan Xanthomonas ditandai dengan adanya bercak kecoklatan pada permukaan daun dan bila serangan telah lanjut seluruh permukaan daun akan berubah warna menjadi coklat dan akhirnya busuk dan mengering. Serangan Fusarium ditandai dengan adanya bercak abu-abu kecoklatan. Namun serangan penyakit ini tidak seberat serangan Xantomonas.
 
Selain kedua penyakit tersebut pada bunga sedap malam juga ditemukan penyakit yang ditandai dengan bunga yang masih menguncup berubah menjadi hitam dan mengeras. Penyakit tersebut disebabkan oleh Botritys sp.  Untuk mengendalikan penyakit tersebut dapat digunakan fungisida dan bakterisida, yang disemprotkan sesuai dengan anjuran.
 
Pemeliharaan 
Pemeliharaan berupa penyiangan dan pengairan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Penyiangan umumnya dilakukan satu bulan satu kali. Sementara penyiraman dilakukan satu minggu satu kali. Pada musim kemarau yang panjang pengairan dilakukan dengan cara memenuhi saluran air antar bedengan dengan air sampai penuh dan dibiarkan satu malam. Hal tersebut terutama untuk mencegah serangan hama kutu dompolan agar jangan sampai ke bagian umbi sedap malam.